WISATA RILIGIUS DI MASJID RAYA MEDAN

SIAPA yang tidak kenal dengan Masjid Raya Al Mashun atau populernya Masjid Raya Medan? Pasti ikon kota Medan itu telah dikenal baik secara nasional maupun internasional. Lantaran sebelum corona membara, masjid yang terletak di Jalan SM, Medan itu selalu ramai dikunjungi turis domestik dan mancanegara.
             
Kini suasana lengang  di kompleks Masjid Raya. Tidak terlibat seorang pun turis bule berlalu lalang di sana. Sementara turis lokal hanya segelintir orang. Itupun barangkali warga kota Medan.

Pasti itu dampak dari keganasan virus corona yang mampu menghentikan banyak sendi kehidupan manusia. Saat melalui pintu gerbang masjid pengunjung harus memeriksakan suhu badan kepada petugas menggunakan termogun.

Suasana lengang itu tidak mengusik keindahan dan kesemarakan Masjid Raya sebagai rumah ibadah ummat Islam. Juga tetap mempertahankan eksistensinya sebagai objek wisata religius kelas dunia.

Masjid Raya yang didirikan tahun 1903 dan selesai dikerjakan tahun 1906 merupakan destinasi wisata yang bernilai religius, budaya dan sejarah. Betapa tidak, Masjid Raya yang menjadi kebanggaan ummat Islam kota Medan merupakan masjid termegah yang mampu menampung 1.500 jamaah.

Ruang utama masjid yang luas dan dilapisi karpet yang lembut. Juga sirkulasi udara yang bebas keluar masuk lewat pintu dan jendela yang terbuka lebar menjadi langkah khusuk beribadah.
Ruang wudu' Masjid Raya, Medan
Ruang wudu dan toilet yang bersih merupakan bagian untuk mendapatkan kesucian dalam beribadah. Air untuk berwudu mengalir lancar disetiap kran. 

Untuk keamanan sepatu, sandal dan lainnya tersedia tempat penitipan barang. Dengan demikian pengunjung dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan khusuk.

Bagi yang gemar berswafoto cukup banyak bagian dari bangunan masjid tersebut yang dapat dijadikan tempat berfoto ria. Jika sudah lelah berkeliling masjid, pengunjung dapat beristirhat sambil menyantap penganan di warung kaki lima yang terdapat di luar pagar masjid.

Para pedagang menjajakan berbagai makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau. Sementara makanan segar rujak kolam yang telah melegenda dapat dibeli di seputaran Taman Sri Deli yang berhadapan langsung dengan Masjid Raya.

Tanpa Pengemis

Sebelum era corona banyak pengemis mulai dari anak-anak sampai orang tua menengadahkan tangan dengan suara mengiba di depan gerbang Masjid Raya.
Kondisi itu sangat tidak nyaman bagi pengunjung. Sebab mereka terkadang mengekori pengunjung sampai ke kompleks masjid 

Alhamdulillah ketika penulis singgah ke sana, pemandangan itu tidak ada lagi. Apakah itu efek minim atau tidak ada orang berwista ke sana akibat corona? Entahlah! 

Jika kunjungan turis sudah diperkenankan ke Masjid Raya, alangkah eloknya pengelola dan pengurus Masjid Raya tidak membiarkan pengemis beraktivitas di sana. Hal itu urgen diterapkan demi kenyamanan orang berkunjung dan beribadah di Masjid Raya, Medan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

KESEDERHANAAN SAID BIN AMIR

SEBUTIR PELURU