MENGENAL AMPU DAN BULANG



SEPASANG mempelai pengantin setelah resmi menikah dengan mengucapkan ijab qabul , sebagai tanda sukacita keluarga diresmikan keduanya dalam walimatul ursy. Bagi warga Mandailing dalam acara resepsi pernikahan dibalurkan dengan acara adat.

Paling tidak acara yang bernuansa adat itu dalam hal busana pengantin ketika disandingkan di pelaminan. Macam waktu penulis menikah tahun 2004 mengenakan pakaian pengantin Mandailing, Tapanuli Selatan.

Penulis memakai ampu, dan istri mengenakan bulang. Ampu merupakan penutup kepala yang berbentuk khas berwarna hitam yang dipadu dengan corak keemasan. Dahulu ampu merupakan mahkota yang dikenakan oleh raja-raja Mandailing.

Selain itu, mempelai laki-laki memakai baju godang alias baju kebesaran (kebanggaan) berbentuk jas. Biasanya baju godang yang terbuat dari bahan beludru berwarna hitam atau merah.

Acecoris lain untuk pengantin pria berupa tali pinggang bercorak keemasan. Kemudian dua buah keris kecil (bobat) diselipkan di pinggang. Juga dua gelang polos warna keemasan dikenakan di lengan bagian atas siku. 

Yang tidak boleh dilupakan sebagai ciri khas Mandailing, yaitu ulos. Ulos diselendangkan di bahu kiri mempelai pria, sehingga sosoknya semakin gagah.
Ampu, penutup kepala mempelai pria


Bulang

Pengantin perempuan mengenakan bulang. Bulang merupakan mahkota berwarna keemasan yang mirip tanduk kerbau. Bulang dibentuk 1atas beberapa tingkatan.

Dahulu jumlah tingkatan bulang disesuaikan dengan jumlah hewan yang disembelih waktu pesta adat. Jika bulang mempunyai tingkatan 6, berarti hewan (kerbau atau sapi) yang disembelih 6 ekor.

Bulang yang asli terbuat dari emas. Sedangkan bulang era sekarang telah dimodifikasi menggunakan sepuhan emas.

Pada masa lalu bulang yang dikenakan pengantin perempuan mempunyai  7 tingkatan dan beratnya 8 kg. Namun sekarang mengikuti arus perkembangan peradaban, berat bulang hanya 4 kg.

Busana yang membalut tubuh pengantin perempuan, baju kurung dari beludru. Kemudian dikombinasi dengan kain songket yang warnanya seirama dengan baju kurung. Tidak ketinggalan dua buah gelang polos yang dipasang di lengan mempelai wanita. 

Bulang, penghias kepala mempelai wanita


Makna

Ampu yang bertengger di kepala pengantin pria mengandung dua makna. Tali yang diikatkan menghadap ke atas berpesan untuk tetap ingat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sedangkan tali yang diikatkan menghadap ke bawah mengisyarakatkan, bahwa manusia tetap rendah hati.

Bulang yang menghiasi kepala mempelai wanita merujuk kepada beratnya ukuran bulat. Oleh sebab itu pesannya perjuangan dan tanggung jawab istri setelah menikah sangat berat dalam mengelola dan mempertahankan keutuhan rumah tangga.

Sumber dari berbagai referensi
Diracik oleh : Pahzana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

KESEDERHANAAN SAID BIN AMIR

SEBUTIR PELURU