RINDU RASULULLAH


RINDU RASULULLAH

"Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan saudara-saudaraku " , Rasulullah berucap kepada Abu Bakar Ash Shiddiq dan para sahabat
"Bukankah kami ini saudara-saudaramu, Rasulullah" Abu Bakar bertanya.
"Tidak wahai, Abu Bakar. Kamu semua sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku" Rasululah menjawab dengan tersenyum.
"Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tapi mereka beriman kepadaku. Mereka mencintaiku melebihi anak dan orang tuanya. Mereka adalah saudara-saudaraku dan mereka bersamaku"

"Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntunglah juga mereka yang beriman kepadaku, sedangkan mereka tidak pernah 
melihatku"

Kita tidak akan mampu
Tidak akan pernah mampu
Menyamai tulus cinta Rasulullah Muhammad Shalallahu Aliaihi Wassalam
Betapa agung cintanya
Meski wajah tidak pernah bersua
Cinta dan sayang diukir tanpa batas

Jangan katakan cinta
Tak guna seribu kata cinta kau ikrarkan
Kalau lidahmu kelu bersholawat

Jangan katakan cinta
Tiada makna seribu kata cinta kau teriakkan
Kalau hatimu mati bersholawat

Cinta kita kepada Nabi Muhammad
Bersholawat...
Allahhumma sholli 'ala Muhammad wa'ala ali Muhammad

Sejuta kebaikan mengaliri darah ketika matahari bergulir
Tercurah safaat ketika kemungkaran melebihi kemakrufan

Delitua, 18 Oktober 2021

SIAPA KITA

Ukasyah berdiri
"Ya, Rasulullah, ketika perang Badar, engkau mengayun cambuk sehingga mengenai tubuhku,"
Ukasyah mendekati Nabi Muhammad Saw
"Ya, Rasulullah, aku ingin menuntut balas," sambung Ukasyah.
"Cambuklah aku," jawab Rasulullah.

Semua menyimpan amarah kepada Ukasyah
Ukasyah tidak peduli dengan marah mereka
Ukasyah semakin bergejolak, "Waktu aku kena cambuk, badanku tidak ditutupi kain."

Baginda Nabi Muhammad Saw melepas pakaiannya
Seketika cambuk terlepas dari genggaman Ukasyah
Bercucuran air matanya memeluk erat badan Rasulullah dan mencium punggungnya
"Sungguh suatu kemuliaan bagiku melakukannya

Nabi Muhammad Saw
Orang mulia
Manusia berwajah maksum
Mencari jejak insan yang pernah tersakiti

Kita siapa?
Siapa kita?
Tengoklah wajah kita
Wajah yang penuh dosa dan salah
Yang bangga dengan kemungkaran
Berjalan dada membusung seakan mati tidak akan menghampiri

Tengoklah hati kita
Hati yang penuh egois dan munafik
Yang nyaman dengan kezaliman
Berbicara tanpa hati seakan mereka tidak mati

Sebelum mati mencapai hari
Sebelum neraka membakar rasa
Basahi jiwa dengan istiqfar
Tabur bunga maaf di taman-taman hati

Delitua, 22 Oktober 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

KESEDERHANAAN SAID BIN AMIR

SEBUTIR PELURU