Postingan

Menampilkan postingan dengan label CERITA HATI

WARKAH DARI MAS UNIVA MEDAN

Gambar
Alhamdulillah, kedua orang tua dapat menghadiri dan menyaksikan aku diwisuda telah menamatkan pendidikan di MAS Univa Medan. ----- TiIGA tahun aku menimba ilmu pengetahuan dari para guru di Madrasyah Aliyah Swasta (MAS) Eks PGA Univa, Medan. Banyak suka dan duka yang menghiasi perjalanan hingga menuntaskan pembelajaran pada tahun 2023. Tahun pertama, 2020 terdaftar sebagai siswi MAS Univa, wabah corona virus masih melanda dunia. Imbasnya, aku dan kawan-kawan belajar dengan sistem online. Belajar jarak jauh. Media pembelajaran menggunakan handpone dan laptop. Dengan kondisi itu, otomatis interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa sangat minim. Yah...dapat dihitung dengan jari tatap muka guru dengan siswa. Itupun dijadwal ketika mengantar tugas ke sekolah untuk dikoreksi oleh guru. Ranking 1 semester 1 kelas XII IPS (2022) Semangat belajar tidak boleh kendur. Semester demi semester dilalui dengan meningkatkan dan meraih prestasi. Semester pertama aku meraih ranking kedua di kelas X

INDAH DALAM KENANGAN

Gambar
Kami tahu, engkau bertahun merasakan sakit menyelimuti raga. Namun, rasa sakit mampu engkau sembunyikan di balik senyum dan canda kepada setiap orang yang berinteraksi denganmu. ----- Bekerja keras untuk keluarga dilakukan dengan ikhlas, walau fisik kian ringkih dibalut sakit. Sosok yang peduli dan penuh kasih sayang kepada keluarga dan orang banyak. Kehadiranmu di tengah keluarga memberikan warna penuh kekeluargaan. Tiada terukir nilai perbedaan di hatimu antara seseorang dengan yang lain. Tanganmu mudah mengukur sesuatu kepada siapapun.  Yang kudengar, banyak saudara, teman, tetangga, dan sejawatmu mengatakan, engkau orang baik. Mudah-mudahan itu menjadi jalan bagimu menuju Surga Allah Swt. Meski dihinggapi berbagai cerita duka dalam menjalani kehidupan berkeluarga, engkau tetap tabah dan kuat menghadapi realitanya. Disaat anak-anak masih duduk di bangku sekolah, ayah mereka meninggal dunia. Sejak itu, engkau bergulat menguras keringat membersarkan kedua anakmu. Alhamdulillah, perjua

MENDAKI ASA DARI LEMBAH ILALANG

Gambar
Cerita Hati Kemiskinan tidak menyurutkan semangat dan perjuangan untuk meraih asa. Air mata dan peluh memenuhi rasa yang ditumpahkan di dalam setiap doa. KAMI enam orang bersaudara. Tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Aku anak sulung. Adikku Nazlah, anak kelima pada usia tiga tahun meninggal dunia, karena sakit.  Kami dibesarkan dalam kehidupan ekonomi yang sangat pas-pasan. Ayah menafkahi kami sebagai juru foto amatir. Sedangkan emak guru berstatus pegawai negeri. Alhamdulillah, ayah dan emak mampu menyelamatkan pendidikan kami hingga tamat SMA.  Setelah tamat SMA kami dihadang oleh dilema yang pelik. Hasrat ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi apa daya kaki tidak mampu diajak untuk melangkah. Sementara untuk memasuki dunia kerja tidak semudah membalikkan pisang goreng di dalam genangan minyak panas. Lantaran jumlah lowongan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan pencari kerja. Pada masa itu (1980-an) untuk menjadi pegawai negeri, tidak cukup hanya men

BARAKALLAH FII UMRIK NISA TUJUHBELAS TAHUN

Gambar
ALHAMDULILLAH, Nisa yang semasa kecil imut-imut dan menggemaskan, pada 25 Juni 2022 telah sampai batas usia remaja, 17 tahun. Barakallah fii umrik, Nisa. Sebagai gadis remaja yang memasuki fase dewasa, Nisa menyadari betapa hidup itu berada dalam arus perjuangan. Tidak mudah mengharungi ombak yang siap menghempaskan ke karang atau pantai. Untuk itu, walaupun Nisa putri tunggal dari pasangan Pahrus Zaman Nasution dan Asni Daulay, terbiasa hidup mandiri dan berkarya. "Usia 17 tahun merupakan peralihan dari remaja menuju dewasa," kata emak Nisa di hadapan teman-teman Nisa yang datang memberikan ucapan dan doa selamat. "Oleh sebab itu" lanjut emak Nisa, "Sikap kekanak-kanakan harus diubah menjadi dewasa, yaitu berpikir cerdas dan bertanggungjawab setiap perbuatan yang dilakukan," Nisa yang baru menyelesaikan pendidikan di MAS Univa, Medan (2023) melanjutkan pendidikannya ke UIN Sumut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Perbankan Syariah. Nisa yang pernah

KEMBALI KEPADA JANJI HATI

Gambar
Pahrus Zaman Nasution berjibaku dengan dunia kepenulisan demi memenuhi biaya pendidikan di perguruan tinggi. Keterlenaan di dunia penulisan, tidak lalai memenuhi janji menjadi seorang guru. Sejak tamat dari SMA UISU, Medan tahun 1985 tekadku telah untuk menjadi seorang guru. Lewat ajang Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) aku berkompetisi dengan ribuan calon mahasiswa di IKIP negeri Medan. Dua jurusan yang kupilih geografi dan sejarah. Sewaktu SMA kedua pelajaran itu menjadi favoritku, sehingga aku tetap mendapat nilai terbaik. Begitu juga NEM (Nilai Ebtanas Murni) kedua pelajaran itu sangat meyakinkan. Namun, aku gagal diterima di IKIP Negeri, Medan. Kandas asa. Bukan aku tidak mau kuliah di Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tapi aku sadar diri keadaan ekonomi kedua orang tuaku. Ayahku hanya seorang fotografer, sedangkan  emakku memang seorang guru Agama Islam berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang gajinya masih rendah pada era itu. Apalagi aku dan adik-adikku enam orang ber

IRHAM BUANA NASUTION MERAMBAH ASA DARI BELUKAR RAWA HINGGA PANAH BERACUN

Gambar
Irham Buana Nasution, S.H, M.Hum merambah asa dari belukar rawa sampai ke gedung DPRD Sumatera Utara. ----- SETELAH menamatkan pendidikan di SMA Negeri 12 Medan (sekarang SMA Negeri 13) dibenak dan pikiran menderu-deru keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mungkinkah itu akan terealisasi?  Ketika itu jawaban yang muncul tidak mungkin, karena orang tua kami hidup dalam status ekonomi kelas bawah, kata Irham mengawali cerita dengan penulis. Ayah hanya seorang juru foto amatiran dan emak guru SD berstatus PNS. Sedangkan kami 6 orang bersaudara yang masih dalam tanggungan orang tua, lanjut mantan siswa SMP Negeri 2 Delitua itu. Namun bagi Allah tak ada yang tidak mungkin. Semuanya bisa terjadi jika Allah menghendaki. Begitulah yang dialami anak ke 3 dari pasangan Burhanuddin Amin Nasution dan Nurlela Lubis ini, atas izin dan rahmad Allah, juga didorong kebulatan tekat dan kesungguhan untuk belajar, dengan bermodal uang Rp 50.000 mendaftarkan diri menjadi mahasiswa Fakultas