Postingan

Menampilkan postingan dengan label GOLAK

BAJU HARI RAYA

Gambar
SUDACO dari arah Medan ke Delitua, persis berhenti di depan rumah Golak. Seorang pria turun dengan menenteng tas plastik bertulis nama sebuah toko baju. Pria itu tidak asing Golak. Mereka warga asli Desa Berdiam Diri.  Nih...kukasih tahu namanya, Pulak.      Usia kami terpaut pada kepala bilangan. Umurku berkepala lima. Sedangkan Pulak usianya berkepala tiga.  Pulak, orangnya sangat mandiri. Makan sendiri, tidur sendiri, mandi sendiri dan naik sudaco sendiri. Wajarlah itu, karena dia belum menikah. Bukan tak ada perempuan yang jatuh hati kepadanya. Cuma pintu hatinya belum bisa dibuka akibat kuncinya dipatahkan dan dibuang kekasihnya yang menghilang tanpa kabar. "Capek kali kau kutengok," sapaku. Pulak menyeka keringat di dahi dengan tangan, "Wiih...panas," gumamnya. Bangku di bawah pohon jambu menjadi sasarannya melepas lelah. Kenyamanan dirasakannya, karena pohon jambu berdaun rindang, sehingga sejuk. Apalagi sesekali berhembus angin memainkan dedaunan. "Dari

TAMBAH ONGKOS KIRIM

Gambar
"TAPE ketan, tape ubi manis dibungkus plastik 5000 rupiah," begitu berulang-ulang suara buk Siti menjajakan jualannya di jalan gang depan rumah Golak. Selera Golak terbangun untuk merasakan manisnya tape bikinan buk Siti. Padahal pas sarapan Golak sudah menidurkan seleranya dengan sepiring nasi putih ditemani telur dadar dan segelas teh manis panas. Sodap kan? " Buk tape ", panggil Golak. Buk Siti segera menghampiri Golak yang berdiri di halaman rumahnya. " Mas, nama saya bukan buk tape," kata buk Siti setelah wajah Golak persis di hadapannya. " Oya...hehehe. Buk Siti " kata Golak memperbaiki ucapannya. Buk Siti membuka kedua tas tempat tape disusun. " Mas seleranya tape apa? " " Yang itu ", jawab Golak asal tunjuk saja. Perempuan berstatus janda itu merasa diselentik hatinya. Badannya menggeliat macam anak sekolah yang kementelan. "Akh...Mas memeras hatiku. Jadi mau...eh...anu...jadi malu," ujar buk Siti dengan manj