JASAD ASHIM TIDAK DAPAT DISENTUH KAFIR QURAIS










JUMAT subuh, 17 Ramadhan 2 Hijriah awal berkobar perang Badar. Perang pertama yang dilakukan ummat Islam terhadap kaum kafir Qurais.

Ketika itu, Nabi Besar Muhammad Saw bersabda, " Bagaimana tuan-tuan berperang? "  Pertanyaan Rasulullah Muhammad Saw langsung disambut oleh Ashim Tsabit bin Abi Aflah, " Apabila musuh sejauh 200 hasta akan kupanah. Apabila mereka mendekat dan lebih mendekat lagi akan kulempar dengan lembing dan tombak. Bila musuh semakin dekat lagi akan kucencang dengan pedang dan kutikam dengan hanjar, "

Ucapan Ashim dibalas Nabi Muhammad Saw, " Begitulah caranya orang berperang. Barang siapa yang hendak berperang, ikutilah cara Ashim itu, "

Ucapan Asim tidak hanya manis di bibir. Beliau bagaikan seekor singa yang lapar menerkam setiap musuhnya. Tidak sedikit musuh yang mati di tangannya. Tujuhpuluh orang prajurit kuffar Qurais yang mati di ujung pedangnya.

Keberhasilan Ashim di kancah perang Badar membunuh kafir Qurais memunculkan dendam mereka kepada Ashim. Untuk membalas kekalahan mereka, kafir Qurais kembali mengirim tentaranya 9000 orang di bawah pimpinan Abu Sofyan bin Harb bin Umaiyah. Peristiwa itu dinamakan perang Uhud pada subuh, 15 Syawal 3 Hijrah.

Dalam pasukannya, Abu Sofyan membawa istrinya, Hindun bin Utbah bin Rabiah. Keikutsertaan Hindun untuk membalas dendam kepada ummat Islam atas kematian keluarganya, Utbah bin Rabiah, dan Saibah bin Rabiah (paman Hindun), serta Wahid bin Utbah (abang Hindun) pada perang Badar.

Ketika perang Uhud mulai berkecamuk pihak kafir Qurais yang dahulu menyerang. Talhan bin Abu Talhal dari kafir Qurais maju ke depan pertempuran dengan membawa bendera. Namun semangat keberaniannya sis-sia, dia tewas di ujung pedang kaum muslimin. Bahkan empat anak Talhan tersungkur mati dipanah oleh Ashim.

Sesaat kemudian maju ke medan perang istri Talhan untuk menemui anaknya,  Muzafih yang dalam keadaan sekarat. Beliau bertanya, " Siapa yang telah memanahmu? Muzafih menjawab, Asim. 

Setelah mendengar jawaban dari anaknya, perempuan bernama Salafah binti Saat, bersumpah. " Kalau ada kesempatan membunuh Ashim, tengkoraknya aku jadikan gelas tempat meminum tuak dan arak. Aku pun akan membayar seribu dinar bagi yang dapat membawa kepala Asim untukku "

Setelah perang Uhud yang tinggal di lembah Uhud hanya makam paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib. Sedangkan Pahlawan Islam yang gagah berani, Ashim kembali ke Madinah. Asim sudah mendapat kabar, bahwa  Salafah ingin minum tuak dan arak dari tenggkoraknya.

Tipu Muslihat

Suatu sore datang satu rombongan dari Desa Adlal menemui Baginda Rasulullah Muhammad Saw. Mereka menyatakan, bahwa mereka telah memeluk agama Islam. Seorang di antara mereka berkata kepada Nabi Muhammad Saw, " Ya, Rasulullah, kami telah memeluk agama Islam dan di desa kami masih banyak yang mau masuk Islam. Untuk itu kirimlah sahabatmu ke desa kami untuk mengajar kami membaca Al Quran dan memahami syariat Islam, "

Rasulullah Muhammad Saw mengutus enam orang pahlawan muda yang gagah perkass. Seorang di antaranya Ashim  Tsabit bin Abi Aflah.

Belum sampai ke tempat tujuan, Ashim dan sahabat-sahabatnya dihadang oleh pasukan kafir. Mereka telah merencanakan untuk membunuh Ashim, agar mendapat hadiah dari Salafah. Ternyata permohononan mereka meminta guru kepada Rasulullah Saw, hanya tipu muslihat.

Ashim dan para sahabat tak gentar menghadapi musuh yang berjumlah seratusan orang. Pertempuran yang tidak seimbang memaksa Ashim dan sahabatnya mencari perlindungan berlari ke bukit.

Ashim berdoa kepada Allah, " Ya, Allah, janganlah tubuhku disentuh oleh orang kafir. Baik aku disaat hidup maupun setelah mati. Ya, Allah, lindungilah jasadku, ,"

Ashim terus berjuang sampai seluruh anak panahnya habis. Dia terus bertahan hingga tombaknya pun patah. Ashim dan dua sahabatnya gugur. Sementara tiga orang lagi menyerah menjadi tawanan.

Kaum kafir ingin menguasai jasad Ashim dan menyerahkannya kepada Salafah. Namun Allah tak menghendaki hal itu terjadi. Allah mendengarkan dan memperkenankan doa Ashim.

Ketika kaum kafir akan mengambil kepala Ashim, datang kumpulan lebah melindungi tubuh Ashim. Melihat kejadian itu kaum kafir mengurungkan niatnya sampai malam hari, sehingga lebah itu pergi.

Saat malam tiba, bantuan Allah datang lagi. Banjir datang melanda kampung itu, sehingga jasad Ashim hilang. Nyata.doa Ashim, Allah tidak mengizinkan orang kafir Qurais menyentuh tubuh Ashim Tsabit bin Abi Aflah..(pzn)







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

KESEDERHANAAN SAID BIN AMIR

SEBUTIR PELURU