Postingan

SEBUTIR PELURU

Gambar
Cerpen SEBUTIR PELURU ORANG-orang di sekitar tempat tinggalnya, biasa memanggil pria tua itu, Pak Wardi. Sedangkan nama yang ditabalkan orang tuanya Mawardi. Usianya 65 tahun. Rambutnya total berubah status menjadi uban. Sejak enam tahun yang lalu, dokter tanpa lewat sidang meja hijau menjatuhkan vonis menderita sakit darah tinggi, jantung, dan lever. Wajarlah beliau menderita penyakit tersebut, karena sepanjang hari - sejak bangun tidur sampai dengan tidur lagi - akrab dengan beberapa gelas air kopi dan puluhan batang rokok. Tiga hari sudah penyakit jantung Pak Wardi kambuh. Puskemas, tempat berobat yang mampu dijangkaunya. Dokter memberikan obat berlabel generik. Lumayanlah, daripada tidak berobat sama sekali. Pak Wardi sebenarnya tidak mau berobat lagi, karena keadaan ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan. Beliau sudah memasrahkan deritanya kepada Allah Swt. Di tengah belantara kota muncul sosok yang terbuka hati dan siap untuk mengulurkan tangannya kepada Pak Wardi. Pria berwaj

KESEDERHANAAN SAID BIN AMIR

Gambar
Jejak Sahabat KETIKA Umar bin Khattab memecat Guberbur Syria, Muawiyah, beliau harus ekstra berhati-hati mencari penggantinya. Hal itu disebabkan Syria merupakan daerah yang rawan. Sebelum kedatangan agama Islam di daerah tersebut pernah menjadi budaya kristen dan perdagangan. Berbagai godaan dan rangsangan memenuhi kota itu. Umar bin Khattab memegang prinsip yang kokoh, "setiap kesalahan yang dilakukan penguasa dan pejabat yang dipilihnya, maka orang yang pertama yang akan ditanya di hadapan Allah Swt adalah dirinya (Umar bin Khattab). Baru kemudian penguasa yang melakukan kezaliman Umar memilih Said bin Amir menggantikan posisi Muawiyah. Sahabat baginda Rasulullah Muhammad Saw ini merupakan sosok orang yang taqwa kepada Allah Swt. Beliau dikenal sebagai sosok yang berhati mulia, zuhud, dan wara'. Dalam setiap perjuangan Rasulullah Muhammad Saw, Said tetap menyertainya. Semula Said menolak jabatan tersebut. Setelah didesak Umar, dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab Said men

PADA REUNI SMA

Gambar
Lewat tigabelas menit dari waktu LEWAT tigabelas menit dari waktu tertera di dalam undangan reuni, aku sampai di rumah Reni, tempat diadakan reuni. Aku sedikit ragu untuk masuk ke rumah Reni, karena tak seorang rekanku terlihat batang hidungnya. Hanya papa Reni dan dua orang pria sedang bercakap-cakap di teras rumah. Aku menjadi terpaku melihat kesunyian itu. Papa Reni berdiri mengantarkan kedua orang tamunya sampai pintu pagar halaman rumah. "Teman Reni? Mau reunian?" Tanya papa Reni. Aku mengangguk seraya menjawab, "Iya, Pak," "Ayu masuklah!" Ajak papa Reni. "Belum ada yang datang," sambung papa Reni. "Silahkan duduk!" Sambung lelaki berbadan gemuk dan tinggi. Tidak sebanding denganku yang kurus. Sepeninggal papa Reni, aku duduk sendiri di teras rumah. Sesekali hembusan kecil angin menemani kesendirianku. Selagi menikmati sendiri, kubuka koran Dobrak yang kubeli di terminal Sambu. Sasaranku rubrik remaja, Alhandulillah, redaksi menerb

TATAPAN SEPASANG MATA

Gambar
TATAPAN SEPASANG MATA Tatapan sepasang mata indah Melukis rindu dalam kanvas Warna rindu yang tidak pudar Tatapan sepasang mata indah Mengusik cerita kasmaran kemarin Yang terhenti Tatapan sepasang mata indah Berlinang rindu Tak mungkin jemariku menyekanya Maafkan aku! Delitua, 15 Juli 2021 ----- CINTA TAK PERNAH HILANG Cinta tak pernah hilang Meski wajahnya hambar di mata Biarpun namanya kelu lidah menyebut Cinta itu tetap ada Cinta itu bergumul dalam darah Cinta itu menjelma dalam kesal Cinta itu bermuara dalam sakit hati Cinta itu basah dalam air mata Cinta itu berwajah gundah Cinta tetap ada Cinta itu bukan mata Cinta itu bukan lidah Cinta itu rasa Dendam bukan cinta Dendam cinta yang mati Medan, 19 Juli 2021 ----- SEGARIS CINTA Sepasang mata lembut mencurahkan rindu padaku Aku diam Rindu itu bukan untukku Sepasang bibir manja mengucapkan cinta padaku Aku tidak mengangguk Cinta itu bukan milikku Sepasang tangan indah memeluk cinta dirasaku  Maafkan aku Hanya segaris cinta dirasaku

BANGUNKAN FITRAH

BANGUN FITRAH Inilah episode kita Ketika mengejar matahari terlalu banyak torehan belati Lukai hati Bercak darah terberai dalam kejaran detik-detik air mata Melumuri jiwa Episode yang memaksa kita berotak batu Karena disutradarai iblis berwajah angkuh Gema takbir membasahi bumi Bangunkan fitrah yang tertidur pulas Sucikan hati Ulurkan tangan Ukir sejuta kata putih, maaf. ----- MEMULAI MAAF Memulai maaf Bukan menjabik wajah Walau hati pernah digores Biar Surga berpihak bagimu Medan, Ramadhan 1440 H Analisa, 19 Juni 2019 ----- FLUKTUASI IMAN Fluktuasi iman milik kita Saat kaki melangkah kaku Wajah sajadah bersimbah doa Kelenbutan hati dipenuhi instiqfar Fluktuasi iman milik kita Saat hati tertawa renyah Doa dibiarkan tertidur di sajadah Kekerasan hati ditemani iblis Fluktuasi iman milik kita Ramadhan...rumah singgah beratap teduh Bagi wajah-wajah yang merasa berdosa Iqtikaf membentang sajadah Khusuk mengukir zikrullah dan istiqfar Fluktuasi iman milik kita Ketika Ramadhan beranjak mengik

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

Gambar
JUMAT pagi, 6 Mei 2023, aku bersama dengan rombongan guru dan rekan kelas XII MAS Univa, Medan berwisata religi ke Barus, Tapanuli Tengah. Tujuan utama mengunjungi dan berziarah ke makam sahabat Nabi Muhammad Saw yang dimakamkan disebuah bukit. Tempat itu bernama Papan Tinggi yang berlokasi di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, Tapanuli Tengah. Untuk dapat sampai ke atas bukit, tempat dimakamkan sahabat Rasulullah butuh perjuangan tenaga. Lho...koq pakai tenaga? Iya, sebab makam tersebut berada 200 meter di atas permukaan laut. Jadi, peziarah harus terlebih dahulu mendaki melalui jalur tangga beton. Konon, jumlahnya seribu anak tangga. Anak tangga pertama Nafas ngos-ngosan dan lutut pegal sudahlah pasti. Namun semangat tidak boleh kendur. Rasa lelah sedikit terobati dengan beraneka tumbuhan menemani perjalanan. Sesekali angin berhembus lewat dedaunan menghapus penat yang merayap di tubuh. Barisan anak tangga yang dilalui Alhamdulillah, kami sampai ke lokasi makam.  Lega rasanya s

WARKAH DARI MAS UNIVA MEDAN

Gambar
Alhamdulillah, kedua orang tua dapat menghadiri dan menyaksikan aku diwisuda telah menamatkan pendidikan di MAS Univa Medan. ----- TiIGA tahun aku menimba ilmu pengetahuan dari para guru di Madrasyah Aliyah Swasta (MAS) Eks PGA Univa, Medan. Banyak suka dan duka yang menghiasi perjalanan hingga menuntaskan pembelajaran pada tahun 2023. Tahun pertama, 2020 terdaftar sebagai siswi MAS Univa, wabah corona virus masih melanda dunia. Imbasnya, aku dan kawan-kawan belajar dengan sistem online. Belajar jarak jauh. Media pembelajaran menggunakan handpone dan laptop. Dengan kondisi itu, otomatis interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa sangat minim. Yah...dapat dihitung dengan jari tatap muka guru dengan siswa. Itupun dijadwal ketika mengantar tugas ke sekolah untuk dikoreksi oleh guru. Ranking 1 semester 1 kelas XII IPS (2022) Semangat belajar tidak boleh kendur. Semester demi semester dilalui dengan meningkatkan dan meraih prestasi. Semester pertama aku meraih ranking kedua di kelas X