MELATI TAK PERNAH LAYU
MELATI TAK PERNAH LAYU
(bagi Yayasan Kemala Bhayangkari)
Meskipun sepanjang perputaran mentari dan rembulan
Tumpahkan asa di ladang mahligai
Namun senyum tak pernah hambar dan kikis ditelan peluh
Gemulai tangan nurani menata indah
Melati putih di taman sosial dan pendidikan
Dipersembahkan untuk kejayaan negara dan bangsa
Disuguhkan untuk senyum manis anak-anak negeri menggapai matahari esok
Ibu Kemala Bhayangkari
Melati yang engkau tanam dan tata di taman negeri
Mekar bak mentari pesona putih
Mewangi dari tanah Iskandar Muda hingga Puncak Jaya Wijaya
Melatih putihmu
Melati bhinneka tunggal ika
Kilau kemalamu
Wahan peluh tanpa keluh
Yang tak kan pernah layu di negeri merdeka
KARTINI MENANTI KARTINI
Gelap yang mendera negeri
Cederai langkah perempuan
Henti dalam luka keterasingan
Perempuan dibutakan
Tak boleh buka jendela tatap matahari
Kartini...
Tidak berhati kraton
Meski berdarah biru
Rasa ditabur untuk kaumnya
Cinta diberi untuk suadaranya
Belenggu api dipadamkan
Perempuan bebas menata asa
Kartini bercerita monumental dalam habis gelap terbitlah terang
Akankah lahir Kartini hari ini
Kartini yang mau dan mampu membuka mata di tengah terik mentari?
Membagi energi pagi untuk kaumnya
Mengangkat dari lembah tanpa asa
Medan, 21 April 2021
----------
M A R A H
Sabar
Membungkus marah
Membenteng rentetan dosa yang kau bidikkan di kepala
Sabar berdarah
Disayat belati yang meluncur dari lidah
Seolah aku tidak pernah berwudu
Marah berlidah api membakar matamu
Entah setan apa yang merasuki hatiku
Telingaku menjadi bising mendengar setiap ucapanmu
Entah iblis apa yang merancu hatiku
Hatiku menjadi panas merasa setiap ucapanmu
Seharusnya aku lebih sabar
Seharusnya aku tidak marah
Aku tahu hatimu putih
PUISI ITU
Puisi...
Bukan sandi dan tanda
Puisi...
Cerna kata dalam ras
Puisi...
Rasapun berjiwa
Hari puisi dunia, 21 Maret 2021
Komentar
Posting Komentar