PEREMPUAN KEDUA










SEBAGAI anak tunggal, kehidupanku tergolong mewah. Apapun yang kupinta dapat dipenuhi mama dengan cepat. Mama di mataku sosok perempuan yang mulia dan berbudi. Betapa tidak, walaupun papa telah meninggal sejak aku berusia delapan tahun hingga aku dewasa, mama tidak pernah melampiaskan kesepiannya dengan pria lain.

Bahkan mama tidak berniat untuk menikah lagi. Gejolak kewanitaan yang memuncah dalam gairah ditumpahkan dengan beraktivitas dalam organisasi sosial.

Suatu hari, kubawa Rizka, kekasihku ke rumah. Aku ingin mengenalkannya dengan mama. Namun niat itu kuurungkan, karena mama menunjukkan sikap tidak senang kepada Rizka. Mama tidak mau menemui Rizka di ruang tamu.

"Maaf, Riz, mama nggak di rumah," kataku berbohong. Rizka tampak kecewa.

"Nggak apa, Ridwan," balas Rizka.

*****

Malam




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

KESEDERHANAAN SAID BIN AMIR

SEBUTIR PELURU