Postingan

Menampilkan postingan dari 1999

RAMADHAN TANPA AYAH

Gambar
Cerpen LIMA tahun belakangan, kondisi kesehatan ayahku terus menurun. Mungkin efek dari kecelakaan lalulintas yang dialaminya, sehingga mengharuskan beliau opname beberapa hari di rumah sakit. Encok dan reumatik yang mendera sendi kerap kumat menggerogoti kaki ayah. Jika sakit mendera, ayah tidak bisa beraktivitas. Bahkan untuk ke kamar mandi, kami harus membopongnya. Namun keceriaannya tetap terpancar kepada kami. Menyadari dirinya mahluk yang lemah, semua perjalanan hidup dipasrahkan kepada Allah. Namun beliau merupakan sosok yang pantang menyerah berjuang untuk kehidupan keluarga.  Prinsip hidupnya keras dan tegas. Begitupun, di hatinya tersimpan ketulusan dan kelembutan dalam mendidik anak-anaknya. Ramadhan tiba, ayah sangat sibuk dan peduli menyiapkan diri dan keluarga. Beliau mengkomanda anak-anaknya, agar berziarah bersama ke kuburan keluarga. Keputusan ayah menjadi kesepakatan kami untuk memenuhinya, walaupun kami disibukkan oleh urusan pekerjaan. Makan sahur dan berbuka puasa

RUMAH BERCAT PUTIH

Cerpen RUMAH BERCAT PUTIH Hampir sebulan ebulan Drs.Muis, Kepala SMU Negeri 50 tidak melaksanakan tugasnya. Sakit kencing manis yang mendera tubuhnya, kambuh. Yang mengharuskan beliau opname di rumah sakit. Sosok Muis yang dikenal sebagai guru yang berdisiplin, ulet, dan gigih. Biarpun dalam kondisi sakit, tetapi pikirannya tertuju ke sekolah yang dipimpinnya.  Siksaan bathin yang dalam baginya terkurung dalam kamar opname. Siksaan itu kian mendera nuraninya ketika dokter menasihatkan, agar beliau istirahat total selama seminggu setelah keluar dari rumah sakit  " Assalamualikum, " seseorang mengucapkan salam di depan pintu rumahnya. Muis yang sedang duduk santai sembari membaca buku di ruang tamu rumahnya. Dengan perlahan beliau berjalan mendekati pintu dan membukanya. " Alaikumsalam, "  balasnya setelah membuka pintu rumah. Muis terpana melihat orang yang berdiri di hadapannya. Beliau seakan tidak percaya dengan penglihatannya. Dibuka kacamata minusnya. Beberapa ka

LELAKI DIAM

Puisi LELAKI DIAM Lelaki kecil, diam Bukan bertapa Penuh wajah Mencari sebaris birahi Yang ditempelkan di dinding hati Lelaki kecil, diam Penuh wajah Meraba satu di antaranya Tuk langitkan suara bayi Ternyata matahari sore Mengingatkan lelaki kecil, diam Diam itu lebih elok daripada pergulatan rasa tanpa terasa Yang menyuntikkan api dan nanah ✍️ Analisa, 17 Oktober 1999 ---------- RINDU KERING Tawa matahari Senyum rembulan Gemulai lenggok sayap kupu-kupu Dilukis tiap detik Berbingkai nafas putih Tak lagi menggantung di mata R i n d u Tentang serantai sawah Tempat menanam butir-butir esok Berpagar nurani putih Tak lagi terdengar R i n d u Seenak tangan membalik tiap butir tanah Mencari rindu Lelah...aku lelah Tak sebutir tanah pun menyembunyikan rinduku ✍️ Delitua, Februari 2000 đŸ‘‰Analisa, 16 Maret 2000 ---------- BALADA JUMAT SIANG Trotoar jembatan Suprapto Membiarkan perempuan tua renta Melintas dengan kaki gemetar Siang itu menusuk matanya Tatapan mengharap iba Nuansa kebeningan yang