Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2005

BUKAN RUMAH PARCEL

Gambar
Cerpen Analisa SEBUAH parsel ukuran besar teronggok di sudut ruang tamu rumah dinasku. Keberadaannya langsung mengingatkanku tentang larangan menerima parcel bagi pejabat pemerintah. Aku tidak mau diposisikan sebagai pembakang terhadap atasan. Aku tidak mau diklasifikasi sebagai pejabat penerima suap. Aku tidak mau menjadi orang penengadah tangan kepada orang. Begitupun, aku berprasangka baik. Kuyakinkan hatiku, parsel itu bukan pemberian orang, tetapi dibeli oleh istriku. Lantaran menjadi tradisi istriku, setiap lebaran harus ada minimal dua buah parsel yang berisi alat pecah-belah dan buah-buahan. Menurut pandanganku, parsel yang dipajang istriku lebih dominan sebagai perbuatan pemborosan, dan ajang gengsi. Isi parsel itu tidak pernah dibagikan atau dicicipi oleh tamu yang datang bersilaturrahmi ke rumah kami. Tamu hanya punya kesempatan untuk melihatnya saja. Namun, aku tidak ngotot memaksa istriku untuk mengakhiri tradisi itu. Keadaan sudah terkondisi dengan keadaan orang tuanya ya

DARI SEBUAH SURAU

Gambar
Cerpen RINTIK-RINTIK hujan terlihat jelas di sorotan lampu sepeda motor yang dikendarai Adlin. Pria lajang itu tidak menghiraukannya. Laju sepeda motor dipercepatnya menerobos jalan bebatuan yang kian gelap ditelan malam. Rintik hujan kian tak bersahabat. Guyuran hujan semakin deras. Meskipun tempat tujuan Adlin tinggal dua kilometer lagi, dia merasa tak mampu untuk menerobos derasnya hujan. Beliau berteduh di sebuah surau. Surau itu berupa bangunan panggung. Dinding dan lantainya terbuat dari papan. Langit-langitnya tanpa asbes. Cahaya yang menerangi surau itu hanya sebuah lampu pijar. Adlin duduk beralaskan sajadah. Dia tak merasa sendirian di surau itu. Bathinnya mengatakan ada yang menemaninya dan terus mengawasi setiap langkahnya. Namun Adlin tak takut. Malah bathinnya merasakan ketenangan dan kenyamanan. Sorot mata Adlin tertuju ke jam dinding yang ada di surau. Hampir pukul setengah sepuluh. Sementara hujan belum juga reda. Jalan bebatuan yang persis berada di depan surau, sunyi