OII...MAK
DENGAN penuh rasa kecewa kutinggalkan wisma yang dipenuhi ribuan orang. Mereka melototkan matanya di deretan angka yang terpampang di dinding wisma itu. Yang pasti nomor ujianku sebagai peserta tes pegawai ngeri, tak tertera di pengumuman itu. Tidak perlu repot mencari tahu penyebab kegagalanku bersaing menjadi pegawai ngeri. Hanya menghabiskan waktu, pikiran, dan tenaga. Biarlah waktu yang memberi tahu. Kunaiku bus antarpropinsi baru kembali dari Jakarta - Medan. Aku duduk di bangku penumpang barisan kedua di belakang supir. Di sisi kiriku telah duduk seorang perempuan yang sebaya denganku. Aku dan perempuan itu saling diam. Birahi jontikku menaik. Sesekali kucuri pandang melihat wajahnya yang manis. "Hmm...cantik!" Gumamku. Persis dengan cewekku yang mengecewakanku. Eh...tanpa kusadari wajahnya berbalik memandangku. Senyumnya terkulum melihat sikapku yang salah tingkah. Woo...malunya. "Kenapa?" Tanyanya. "Mabuk ya?" Sambungnya sembari menyerah minyak a