Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2006

ASA SEPANJANG DETAK JANTUNG

Gambar
Cerpen BIASANYA istriku, Salma menyiapkan sarapan untukku, tetapi pagi itu dia hanya duduk di kursi meja makan dengan wajah sedih. Kegesitan dan keriangannya memasak nasi, menggoreng telur, dan mengaduk segelas teh manis untukku, sedikit pun tidak tergambar pagi itu. Aku tak terlalu khawatir dengan perubahan sikapnya, karena aku merasa hal itu pembawaan dari janin yang telah bersemayam di dalam rahim Salma. "Masih mual, Sal?"  tanyaku.   Salma hanya menggeleng. "Lho...koq menangis?" Salma menyeka air matanya yang tiba-tiba saja bercucuran mengalir membasahi pipinya. Aku bingung, karena tidak tahu entah apa yang membuat hatinya begitu bersedih. "Aku mimpu, Bang,"   kata istriku sambil terisak. Aku mendekat kepada Salma dan duduk persis di sebelah kanannya. Aku membelai rambut hitamnya. Salma merebahkan kepalanya ke dadaku sebagai ungkapan minta perlindungan dan kasih sayang dariku. "Mimpi hanya bunga tidur. Mimpi bukan isyarat. Tak perlu mimpi dijadika