Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 1999

LELAKI DIAM

Puisi LELAKI DIAM Lelaki kecil, diam Bukan bertapa Penuh wajah Mencari sebaris birahi Yang ditempelkan di dinding hati Lelaki kecil, diam Penuh wajah Meraba satu di antaranya Tuk langitkan suara bayi Ternyata matahari sore Mengingatkan lelaki kecil, diam Diam itu lebih elok daripada pergulatan rasa tanpa terasa Yang menyuntikkan api dan nanah ✍️ Analisa, 17 Oktober 1999 ---------- RINDU KERING Tawa matahari Senyum rembulan Gemulai lenggok sayap kupu-kupu Dilukis tiap detik Berbingkai nafas putih Tak lagi menggantung di mata R i n d u Tentang serantai sawah Tempat menanam butir-butir esok Berpagar nurani putih Tak lagi terdengar R i n d u Seenak tangan membalik tiap butir tanah Mencari rindu Lelah...aku lelah Tak sebutir tanah pun menyembunyikan rinduku ✍️ Delitua, Februari 2000 đŸ‘‰Analisa, 16 Maret 2000 ---------- BALADA JUMAT SIANG Trotoar jembatan Suprapto Membiarkan perempuan tua renta Melintas dengan kaki gemetar Siang itu menusuk matanya Tatapan mengharap iba Nuansa kebeningan yang