Postingan

MENDAKI SERIBU ANAK TANGGA ZIARAH KE MAKAM SAHABAT RASULULLAH

Gambar
JUMAT pagi, 6 Mei 2023, aku bersama dengan rombongan guru dan rekan kelas XII MAS Univa, Medan berwisata religi ke Barus, Tapanuli Tengah. Tujuan utama mengunjungi dan berziarah ke makam sahabat Nabi Muhammad Saw yang dimakamkan disebuah bukit. Tempat itu bernama Papan Tinggi yang berlokasi di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, Tapanuli Tengah. Untuk dapat sampai ke atas bukit, tempat dimakamkan sahabat Rasulullah butuh perjuangan tenaga. Lho...koq pakai tenaga? Iya, sebab makam tersebut berada 200 meter di atas permukaan laut. Jadi, peziarah harus terlebih dahulu mendaki melalui jalur tangga beton. Konon, jumlahnya seribu anak tangga. Anak tangga pertama Nafas ngos-ngosan dan lutut pegal sudahlah pasti. Namun semangat tidak boleh kendur. Rasa lelah sedikit terobati dengan beraneka tumbuhan menemani perjalanan. Sesekali angin berhembus lewat dedaunan menghapus penat yang merayap di tubuh. Barisan anak tangga yang dilalui Alhamdulillah, kami sampai ke lokasi makam.  Lega rasanya s

WARKAH DARI MAS UNIVA MEDAN

Gambar
Alhamdulillah, kedua orang tua dapat menghadiri dan menyaksikan aku diwisuda telah menamatkan pendidikan di MAS Univa Medan. ----- TiIGA tahun aku menimba ilmu pengetahuan dari para guru di Madrasyah Aliyah Swasta (MAS) Eks PGA Univa, Medan. Banyak suka dan duka yang menghiasi perjalanan hingga menuntaskan pembelajaran pada tahun 2023. Tahun pertama, 2020 terdaftar sebagai siswi MAS Univa, wabah corona virus masih melanda dunia. Imbasnya, aku dan kawan-kawan belajar dengan sistem online. Belajar jarak jauh. Media pembelajaran menggunakan handpone dan laptop. Dengan kondisi itu, otomatis interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa sangat minim. Yah...dapat dihitung dengan jari tatap muka guru dengan siswa. Itupun dijadwal ketika mengantar tugas ke sekolah untuk dikoreksi oleh guru. Ranking 1 semester 1 kelas XII IPS (2022) Semangat belajar tidak boleh kendur. Semester demi semester dilalui dengan meningkatkan dan meraih prestasi. Semester pertama aku meraih ranking kedua di kelas X

INDAH DALAM KENANGAN

Gambar
Kami tahu, engkau bertahun merasakan sakit menyelimuti raga. Namun, rasa sakit mampu engkau sembunyikan di balik senyum dan canda kepada setiap orang yang berinteraksi denganmu. ----- Bekerja keras untuk keluarga dilakukan dengan ikhlas, walau fisik kian ringkih dibalut sakit. Sosok yang peduli dan penuh kasih sayang kepada keluarga dan orang banyak. Kehadiranmu di tengah keluarga memberikan warna penuh kekeluargaan. Tiada terukir nilai perbedaan di hatimu antara seseorang dengan yang lain. Tanganmu mudah mengukur sesuatu kepada siapapun.  Yang kudengar, banyak saudara, teman, tetangga, dan sejawatmu mengatakan, engkau orang baik. Mudah-mudahan itu menjadi jalan bagimu menuju Surga Allah Swt. Meski dihinggapi berbagai cerita duka dalam menjalani kehidupan berkeluarga, engkau tetap tabah dan kuat menghadapi realitanya. Disaat anak-anak masih duduk di bangku sekolah, ayah mereka meninggal dunia. Sejak itu, engkau bergulat menguras keringat membersarkan kedua anakmu. Alhamdulillah, perjua

AL QURAN KITA

Gambar
AL QURAN Sedap wangi daun pandan Tikar pandan untuk sajadah Qur'an turun bulan Ramadhan Gua Hira' tempat yang berkah Buah sukun dimakan zaman Punah sukun kurang perhatian Jibril datang membawa pedoman Iqra' yang pertama diajarkan Nelayan tambak menabur pakan Pakan ditabur ke dalam kolam Nabi Muhammad sudah ajarkan Al Qur'an pedoman ummat Islam Kencang larinya kuda jantan Kalau berlari kepada diikat Pedoman kita menjadi tuntunan Tuntunan hidup dunia akhirat Gandal beban di atas bahu Bahu kekar pasti jejaka Baca Qur'an supaya tahu Bedakan antara Surga Neraka Pohon jambu banyak dahan Buah jambu berisi ulat Baca Qur'an menjadi kebutuhan Satu halaman selesai sholat Suka Makmur, 11 Ramadhan 1442 H/23 April 2021

MELATI TAK PERNAH LAYU

Gambar
Puisi MELATI TAK PERNAH LAYU (bagi Yayasan Kemala Bhayangkari) Meskipun sepanjang perputaran mentari dan rembulan Tumpahkan asa di ladang mahligai Namun senyum tak pernah hambar dan kikis ditelan peluh Gemulai tangan nurani menata indah Melati putih di taman sosial dan pendidikan Dipersembahkan untuk kejayaan negara dan bangsa Disuguhkan untuk senyum manis anak-anak negeri menggapai matahari esok Ibu Kemala Bhayangkari Melati yang engkau tanam dan tata di taman negeri Mekar bak mentari pesona putih Mewangi dari tanah Iskandar Muda hingga Puncak Jaya Wijaya Melatih putihmu Melati bhinneka tunggal ika Kilau kemalamu Wahan peluh tanpa keluh Yang tak kan pernah layu di negeri merdeka KARTINI MENANTI KARTINI Gelap yang mendera negeri Cederai langkah perempuan Henti dalam luka keterasingan Perempuan dibutakan Tak boleh buka jendela tatap matahari Kartini... Tidak berhati kraton Meski berdarah biru Rasa ditabur untuk kaumnya Cinta diberi untuk suadaranya Belenggu api dipadamkan Perempuan beba

PEREMPUAN KEDUA

Gambar
SEBAGAI anak tunggal, kehidupanku tergolong mewah. Apapun yang kupinta dapat dipenuhi mama dengan cepat. Mama di mataku sosok perempuan yang mulia dan berbudi. Betapa tidak, walaupun papa telah meninggal sejak aku berusia delapan tahun hingga aku dewasa, mama tidak pernah melampiaskan kesepiannya dengan pria lain. Bahkan mama tidak berniat untuk menikah lagi. Gejolak kewanitaan yang memuncah dalam gairah ditumpahkan dengan beraktivitas dalam organisasi sosial. Suatu hari, kubawa Rizka, kekasihku ke rumah. Aku ingin mengenalkannya dengan mama. Namun niat itu kuurungkan, karena mama menunjukkan sikap tidak senang kepada Rizka. Mama tidak mau menemui Rizka di ruang tamu. "Maaf, Riz, mama nggak di rumah," kataku berbohong. Rizka tampak kecewa. "Nggak apa, Ridwan," balas Rizka. ***** Malam

NARASI NISAN

Gambar
NARASI NISAN Oleh : Pahrus Zaman Nasution Angin yang menggelinding dalam barisan awan kelam Bukan pluit gelegar petir untuk muntahkan gerimis Mentari tersenyum di balik rindang dedaunan Menikmati semilir bayu Memainkan gemerisik daun bambu Jutaan gerimis menggelantung Inilah narasi nisan Tak sehelai daun pun tahu Kapan jatuh memeluk bumi...misteri Daun hanya bisa bertasbih padaNya Nantikan kepastian...bersemayam dalam bumi Medan, Januari 2019 ---------- E V A K U A S I Pilar-pilar koridor rubuh diterpa dosa-dosa masa kini Padahal pondasi dibalur keringat matahari sepuluh, seratus, mungkin seribu bocah  Bertaring, berteriak ke angkasa Terkepung dalam jeruji ambisi Ironis...tak setetes darah tercecer menodai rumput Tak seonggok mayat terkapar membangkai Bocah bertaring Dengan apa lagi mengevakuasimu Haruskah kau dipaksa menguras laut dan menyiramkannya ke lambung? Evakuasi umurmu sebelum lidah kelu membatu ---------- ANAK PARLEMEN Aku anak perlemen Nama Surya Negara Pelita Lahir dari lak