Postingan

WISATA RILIGIUS DI MASJID RAYA MEDAN

Gambar
SIAPA yang tidak kenal dengan Masjid Raya Al Mashun atau populernya Masjid Raya Medan? Pasti ikon kota Medan itu telah dikenal baik secara nasional maupun internasional. Lantaran sebelum corona membara, masjid yang terletak di Jalan SM, Medan itu selalu ramai dikunjungi turis domestik dan mancanegara.               Kini suasana lengang   di kompleks Masjid Raya. Tidak terlibat seorang pun turis bule berlalu lalang di sana. Sementara turis lokal hanya segelintir orang. Itupun barangkali warga kota Medan. Pasti itu dampak dari keganasan virus corona yang mampu menghentikan banyak sendi kehidupan manusia. Saat melalui pintu gerbang masjid pengunjung harus memeriksakan suhu badan kepada petugas menggunakan termogun. Suasana lengang itu tidak mengusik keindahan dan kesemarakan Masjid Raya sebagai rumah ibadah ummat Islam. Juga tetap mempertahankan eksistensinya sebagai objek wisata religius kelas dunia. Masjid Raya yang didirikan tahun 1903 dan selesai dikerjakan tahun 1906 merupakan destin

KOLABORASI SENI WARNAI TAMAN SRI DELI MEDAN

Gambar
TENGKU Zainuddin dan Sugeng Satya Dharma beserta tim sukses menggelar Festival Seni Taman, Kolaborasi Medan Berkah pada Santu siang (30/10) di Taman Sri Deli, Medan. Kolaborasi tim kerja mengolaborasikan pertunjukan seni nasyid, baca puisi, pameran lukis, tari, dan pangelaran musik. Seniman, sastrawan, dan warga kota Medan duduk berbaur di dekat kolam Taman Sri Deli. Pagelaran dimulai dengan Tari Persembahan yang disuguhkan oleh Manchu Ahmadsyamrada dan kawan-kawan Seorang penari menyuguhkan setepak sirih kepada undangan. Bagi tamu yang berkenan mengunyah sirih, bolehlah dianbil 2 - 3 lembar daun sirih, dioleskan kapur, secuil pinang, dan gambir. Sedangkan bagi yang tidak berkenan, cukuplah dengan menyentuhkan kedua telapak tangan di tepak sirih. Pelukis senior Sumatera Utara, M.Yatim Mustafa turut berkolaborasi dengan menggelar pameran 10 buah lukisan. Polesan M.Yatim di kanvas bertema realitis dan abstrak yang dipajang dengan berbagai judul seperti kuburan sampah. M.Yatim Mustafa dan

RINDU RASULULLAH

Gambar
RINDU RASULULLAH "Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan saudara-saudaraku " , Rasulullah berucap kepada Abu Bakar Ash   Shiddiq  dan para sahabat "Bukankah kami ini saudara-saudaramu, Rasulullah" Abu Bakar bertanya. "Tidak wahai, Abu Bakar. Kamu semua sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku" Rasululah menjawab dengan tersenyum. "Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tapi mereka beriman kepadaku. Mereka mencintaiku melebihi anak dan orang tuanya.  Mereka adalah saudara-saudaraku dan mereka bersamaku" "Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntunglah juga mereka yang beriman kepadaku, sedangkan mereka tidak pernah  melihatku" Kita tidak akan mampu Tidak akan pernah mampu Menyamai tulus cinta Rasulullah Muhammad Shalallahu Aliaihi Wassalam Betapa agung cintanya Meski wajah tidak pernah bersua Cinta dan sayang diukir tanpa batas Jangan katakan cinta Tak guna seribu k

MENGENAL AMPU DAN BULANG

Gambar
SEPA SANG mempelai pengantin setelah resmi menikah dengan mengucapkan ijab qabul , sebagai tanda sukacita keluarga diresmikan keduanya dalam walimatul ursy. Bagi warga Mandailing dalam acara resepsi pernikahan dibalurkan dengan acara adat. Paling tidak acara yang bernuansa adat itu dalam hal busana pengantin ketika disandingkan di pelaminan. Macam waktu penulis menikah tahun 2004 mengenakan pakaian pengantin Mandailing, Tapanuli Selatan. Penulis memakai ampu, dan istri mengenakan bulang. Ampu merupakan penutup kepala yang berbentuk khas berwarna hitam yang dipadu dengan corak keemasan. Dahulu ampu merupakan mahkota yang dikenakan oleh raja-raja Mandailing. Selain itu, mempelai laki-laki memakai baju godang alias baju kebesaran (kebanggaan) berbentuk jas. Biasanya baju godang yang terbuat dari bahan beludru berwarna hitam atau merah. Acecoris lain untuk pengantin pria berupa tali pinggang bercorak keemasan. Kemudian dua buah keris kecil (bobat) diselipkan di pinggang. Juga dua gelang po

TAMBAH ONGKOS KIRIM

Gambar
"TAPE ketan, tape ubi manis dibungkus plastik 5000 rupiah," begitu berulang-ulang suara buk Siti menjajakan jualannya di jalan gang depan rumah Golak. Selera Golak terbangun untuk merasakan manisnya tape bikinan buk Siti. Padahal pas sarapan Golak sudah menidurkan seleranya dengan sepiring nasi putih ditemani telur dadar dan segelas teh manis panas. Sodap kan? " Buk tape ", panggil Golak. Buk Siti segera menghampiri Golak yang berdiri di halaman rumahnya. " Mas, nama saya bukan buk tape," kata buk Siti setelah wajah Golak persis di hadapannya. " Oya...hehehe. Buk Siti " kata Golak memperbaiki ucapannya. Buk Siti membuka kedua tas tempat tape disusun. " Mas seleranya tape apa? " " Yang itu ", jawab Golak asal tunjuk saja. Perempuan berstatus janda itu merasa diselentik hatinya. Badannya menggeliat macam anak sekolah yang kementelan. "Akh...Mas memeras hatiku. Jadi mau...eh...anu...jadi malu," ujar buk Siti dengan manj

PIJAR DAKWAH MALUBI MEMEGANG TEGUH KOMITMEN

Gambar
" Dinda isteriku, meski kita tidak dikaruniai keturunan, kau tetap cantik di hatiku. Kau tetap menggairahkanku. Meskipun kita sudah di usia senja, tapi aku merasakan saat-saat kita i SMA dulu. Kita telah sepakat untuk tidak mengenal yang namanya putus asa. Tuhan pasti sayang sama kita......." .  Penggalan pernyataan romantis itu diutarakan oleh tokoh aku kepada istrinya, Dinda dalam cerpen " Segenggam Cinta dari Tanah Garapan". Keromantisan semakin terasa, karena pergulatan cakap tokoh aku dengan Dinda berlangsung saat tengah malam. Namun, keromantisan itu harus dibalut air mata. Menjelang subuh Allah menghendaki Dinda yang sedang sakit kembali ke haribaanNya. Komitmen kehidupan sebagai suami yang setia kepada istri ditonjolkan Malubi dalam pesan cerpennya. Walaupun pasangan suami istri tanpa mendapat karunia anak dari Allah dan jalan usia sudah berada pada garis senja, namun cinta, sayang dan kebersamaan harus utuh sampai akhir hayat. Komitmen dalam menjalani kehid

GORDANG SAMBILAN MUSIK TRADISIONAL TAPANULI SELATANG

Gambar
GORDANG sambilan merupakan alat musik tradisional masyarakat Mandailing Natal, Tapanuli Selatan. Konon alat musik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Nasution yang diperkenalkan oleh raja Sibaroar pada tahun 1575. Gordang Sambilan mengandung arti sembilan buah gendang. Setiap gendang mempunyai ukuran panjang dan diameter yang berbeda. Dengan ukuran yang berbeda itu, maka bunyi yang dihasilkannya berbeda pula. Tabung resonator Gordang Sambilan dibuat dari kayu yang dilubangi bagian tengah. Lalu lubang bagian kepala ditutup dengan kulit lembu yang ditegangkan dan diikat dengan tali rotan. Instrumen musik pukul itu terdiri atas taba-taba (gendang 1 dan 2), tope-tope (gendang 3), kodong-kodong (gendang 4), kodong-kodong nabalik (gendang 5), pasilion (gendang 6), dan jangat (gendang 7, 8, dan 9). Juga dilengkapi ogung boru-boru (gong betina yang paling besar) dan ogung jantan yang ukurannya lebih kecil daripada ogung betina.  Gordang Sambilan dilengkapi pula dengan doal (gong yang lebih keci